Tuslah: Memahami Biaya Tambahan dalam Berbagai Sektor

Dalam transaksi sehari-hari, baik itu pembelian barang, penggunaan jasa, hingga pembayaran tagihan, kita sering kali dihadapkan pada satu istilah yang terkadang membingungkan: "tuslah". Kata ini, meski tidak sepopuler biaya administrasi atau biaya layanan, memiliki peran signifikan dalam membentuk total harga yang harus kita bayarkan. Tuslah, atau surcharge dalam bahasa Inggris, pada dasarnya adalah biaya tambahan yang dikenakan di luar harga pokok suatu produk atau layanan. Namun, pemahaman yang lebih mendalam tentang apa itu tuslah, mengapa ia ada, dan bagaimana ia diterapkan di berbagai sektor adalah kunci untuk menjadi konsumen yang cerdas dan mengelola keuangan dengan lebih bijaksana.

Artikel ini akan mengupas tuntas segala aspek mengenai tuslah. Kita akan menjelajahi definisi, sejarah singkat, alasan di balik penerapannya, berbagai bentuk tuslah yang mungkin kita temui, dampaknya terhadap konsumen dan pelaku usaha, serta tinjauan hukum dan etika terkait praktik ini. Lebih jauh lagi, kita akan memberikan panduan praktis bagi konsumen untuk menyikapi tuslah agar tidak merasa dirugikan dan dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik. Mari kita selami lebih dalam dunia tuslah dan bagaimana ia memengaruhi dinamika ekonomi modern.

Ilustrasi Biaya Tambahan: Lingkaran dengan tanda plus dan panah naik, menunjukkan penambahan biaya.

Apa Itu Tuslah? Definisi dan Konsep Dasarnya

Secara etimologi, kata "tuslah" berasal dari bahasa Belanda "toeslag" yang berarti biaya tambahan, suplemen, atau penambahan. Dalam konteks ekonomi dan transaksi, tuslah merujuk pada sejumlah uang ekstra yang ditambahkan ke harga standar suatu barang atau jasa. Penambahan ini bukan merupakan bagian dari harga pokok yang telah disepakati sebelumnya, melainkan muncul karena kondisi, layanan khusus, atau kebijakan tertentu.

Konsep tuslah sangat bervariasi tergantung pada konteks penerapannya. Ini bisa berupa biaya yang wajib dibayarkan dalam kondisi tertentu (misalnya, tuslah musim puncak pada tiket transportasi), biaya opsional untuk layanan premium (seperti pilihan kursi tertentu), atau bahkan denda karena pelanggaran ketentuan (misalnya, tuslah keterlambatan pembayaran). Penting untuk membedakan tuslah dari pajak atau bea yang bersifat reguler dan umum dikenakan oleh pemerintah. Tuslah lebih bersifat spesifik, seringkali dikenakan oleh penyedia layanan atau penjual, dan alasan penambahannya biasanya terkait langsung dengan operasional atau kebijakan bisnis mereka.

Perbedaan Tuslah dengan Biaya Lain

Memahami perbedaan ini krusial agar konsumen dapat mengidentifikasi komponen biaya dengan benar dan menilai kewajaran setiap tagihan yang diterima. Transparansi dalam penarikan tuslah adalah salah satu aspek terpenting yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha.

Mengapa Tuslah Dikenakan? Berbagai Alasan di Baliknya

Penerapan tuslah tidak semata-mata untuk mencari keuntungan tambahan, meskipun itu sering menjadi salah satu motivasi. Ada berbagai alasan rasional dan strategis di balik keputusan untuk mengenakan biaya tambahan ini:

1. Kompensasi Biaya Operasional Tambahan

Salah satu alasan paling umum adalah untuk menutup biaya operasional yang meningkat dalam kondisi tertentu. Contoh klasiknya adalah tuslah pada musim liburan atau puncak (peak season) di sektor transportasi atau pariwisata. Pada periode ini, permintaan melonjak, yang bisa berarti penyedia layanan harus mengerahkan lebih banyak sumber daya, menambah frekuensi perjalanan, atau bahkan membayar upah lembur kepada karyawan. Tuslah membantu mengkompensasi peningkatan biaya ini tanpa harus menaikkan harga dasar secara permanen.

2. Pengelolaan Permintaan dan Kapasitas

Tuslah juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur permintaan. Dengan mengenakan biaya lebih tinggi pada waktu-waktu sibuk atau untuk layanan yang sangat diminati, penyedia dapat mendistribusikan permintaan secara lebih merata atau memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar bersedia membayar lebih yang akan menggunakan layanan pada waktu puncak. Ini membantu menghindari kelebihan kapasitas di satu sisi dan kurangnya penggunaan di sisi lain, mengoptimalkan pendapatan dan efisiensi operasional.

3. Penawaran Layanan Premium atau Spesifik

Beberapa tuslah dikenakan sebagai biaya untuk layanan tambahan yang sifatnya premium atau spesifik yang melampaui standar dasar. Misalnya, pemilihan kursi dengan ruang kaki lebih luas di kereta api atau pesawat, pengiriman barang di luar jam kerja normal, atau pemrosesan dokumen yang dipercepat. Konsumen yang menginginkan kenyamanan atau kecepatan ekstra dapat memilih untuk membayar tuslah ini, sementara yang lain tetap dapat menggunakan layanan dasar tanpa biaya tambahan tersebut.

4. Penalti atau Insentif

Tuslah juga bisa berfungsi sebagai penalti untuk perilaku tertentu atau sebagai insentif untuk mendorong perilaku lain. Tuslah keterlambatan pembayaran tagihan adalah contoh penalti. Ini dikenakan untuk mengkompensasi kerugian akibat keterlambatan dan juga untuk mendorong pelanggan agar membayar tepat waktu. Di sisi lain, beberapa penyedia mungkin menawarkan diskon jika konsumen memilih opsi tertentu, yang secara implisit berarti ada "tuslah" jika mereka tidak memilih opsi tersebut.

5. Respons terhadap Kondisi Pasar atau Eksternal

Dalam beberapa kasus, tuslah dapat muncul sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar yang tidak terduga atau faktor eksternal. Misalnya, jika harga bahan bakar naik drastis, perusahaan logistik mungkin menerapkan tuslah bahan bakar (fuel surcharge) untuk menutupi kenaikan biaya operasional mereka. Ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan harga tanpa harus merevisi seluruh struktur tarif secara fundamental.

Dengan demikian, tuslah bukanlah sekadar angka tambahan, melainkan refleksi dari berbagai pertimbangan ekonomi, operasional, dan strategis yang dilakukan oleh penyedia layanan atau penjual. Pemahaman ini membantu kita melihat tuslah bukan hanya sebagai beban, tetapi sebagai bagian dari sistem harga yang lebih kompleks.

Ilustrasi Struktur Biaya: Kubus-kubus yang membentuk piramida, dengan tanda panah ke atas, melambangkan struktur biaya yang bertambah.

Tuslah di Berbagai Sektor: Studi Kasus

Praktik tuslah tersebar luas di berbagai industri. Mengenali bentuk-bentuknya di setiap sektor akan membantu kita mengantisipasi dan memahami pengeluaran kita.

1. Tuslah dalam Sektor Transportasi

Sektor transportasi adalah salah satu area di mana tuslah paling sering kita temui. Ini terutama berlaku untuk perjalanan kereta api, pesawat terbang, dan kadang-kadang bus atau kapal.

a. Kereta Api

Di Indonesia, tuslah pada tiket kereta api adalah fenomena yang sangat umum dan seringkali menjadi perbincangan. Contoh tuslah yang berlaku di kereta api antara lain:

PT KAI memiliki kebijakan yang jelas mengenai tuslah ini, dan informasi biasanya disampaikan saat pembelian tiket. Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa rincian harga sebelum melakukan pembayaran final.

b. Pesawat Terbang

Meskipun istilah "tuslah" jarang digunakan secara eksplisit oleh maskapai, konsep biaya tambahan sangat merajalela:

c. Angkutan Darat dan Laut Lainnya

Bus antar kota, kapal feri, atau kapal pesiar juga dapat menerapkan tuslah untuk layanan premium, musim puncak, atau fasilitas khusus. Misalnya, kabin VIP di kapal atau bus dengan layanan makan dan istirahat eksklusif.

Ilustrasi Moda Transportasi: Gabungan ikon kereta, pesawat, dan kapal, melambangkan berbagai sektor transportasi.

2. Tuslah dalam Sektor Utilitas

Layanan utilitas seperti listrik, air, dan gas seringkali menerapkan tuslah, meskipun bentuknya bisa berbeda dari sektor transportasi.

3. Tuslah dalam Sektor Keuangan dan Perbankan

Bank dan lembaga keuangan juga memiliki berbagai jenis tuslah atau biaya tambahan yang dapat dikenakan kepada nasabah.

4. Tuslah dalam Sektor Ritel dan E-commerce

Pembelian online dan ritel modern juga tidak luput dari praktik tuslah.

5. Tuslah dalam Sektor Perhotelan dan Pariwisata

Industri perhotelan juga menerapkan tuslah untuk berbagai layanan dan kondisi.

6. Tuslah dalam Sektor Logistik dan Pengiriman

Perusahaan logistik dan kurir adalah contoh lain yang sering menggunakan tuslah.

Dari berbagai contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa tuslah adalah praktik yang sangat adaptif dan diterapkan di mana pun ada kebutuhan untuk mengkompensasi biaya tambahan, mengelola permintaan, atau menawarkan layanan yang melampaui standar dasar. Kunci bagi konsumen adalah kesadaran dan kehati-hatian dalam setiap transaksi.

Dampak Tuslah: Perspektif Konsumen dan Pelaku Usaha

Penerapan tuslah memiliki konsekuensi yang beragam, baik bagi konsumen yang membayarnya maupun bagi pelaku usaha yang memungutnya.

Dampak bagi Konsumen

Bagi konsumen, tuslah bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memungkinkan akses ke layanan yang lebih fleksibel atau premium. Di sisi lain, ia berpotensi menimbulkan ketidakpuasan dan kebingungan.

1. Peningkatan Total Biaya

Dampak paling langsung adalah peningkatan total biaya yang harus dikeluarkan. Harga yang tampak murah di awal bisa melambung setelah berbagai tuslah ditambahkan, terutama jika konsumen tidak menyadari adanya biaya-biaya ini sejak awal. Ini dapat mengganggu perencanaan anggaran dan menyebabkan pengeluaran tak terduga.

2. Kurangnya Transparansi dan Potensi Kebingungan

Salah satu keluhan terbesar konsumen terkait tuslah adalah kurangnya transparansi. Jika tuslah tidak diinformasikan dengan jelas dan di awal proses pembelian, konsumen bisa merasa tertipu atau dimanipulasi. Istilah yang tidak standar atau penjelasan yang tidak memadai dapat menambah kebingungan. Hal ini dapat merusak kepercayaan konsumen terhadap penyedia layanan.

3. Penyesuaian Perilaku Konsumsi

Adanya tuslah dapat memengaruhi perilaku konsumen. Misalnya, tuslah musim puncak pada tiket kereta api mungkin mendorong beberapa orang untuk melakukan perjalanan di luar musim puncak atau mencari alternatif transportasi yang lebih murah. Tuslah keterlambatan pembayaran mendorong konsumen untuk membayar tagihan tepat waktu.

4. Perasaan Dirugikan atau Tidak Adil

Jika konsumen merasa tuslah dikenakan tanpa alasan yang jelas atau tidak proporsional, mereka bisa merasa dirugikan. Perasaan ini dapat memicu keluhan, ulasan negatif, bahkan boikot terhadap penyedia layanan.

5. Kesempatan Mendapatkan Layanan Lebih Baik

Namun, jika tuslah transparan dan jelas dikenakan untuk layanan premium atau fleksibilitas tambahan, konsumen yang bersedia membayar lebih dapat merasakan manfaatnya. Misalnya, membayar tuslah untuk pemilihan kursi yang nyaman dapat meningkatkan pengalaman perjalanan.

Dampak bagi Pelaku Usaha

Bagi pelaku usaha, tuslah adalah alat strategis yang dapat memberikan manfaat namun juga risiko.

1. Sumber Pendapatan Tambahan

Jelas, tuslah berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan. Ini membantu meningkatkan margin keuntungan, terutama untuk layanan yang memiliki biaya operasional yang fluktuatif atau tinggi.

2. Fleksibilitas Penentuan Harga

Tuslah memungkinkan pelaku usaha untuk menjaga harga dasar tetap kompetitif sambil tetap mampu menutup biaya tambahan atau menawarkan layanan yang terdiferensiasi. Ini memberikan fleksibilitas dalam struktur harga tanpa perlu sering-sering merevisi harga pokok.

3. Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Baik

Dengan mengenakan tuslah pada waktu puncak atau untuk layanan tertentu, pelaku usaha dapat mengelola permintaan dan kapasitas mereka dengan lebih efektif. Ini mencegah kelebihan beban sumber daya dan mengoptimalkan penggunaan aset.

4. Risiko Citra Negatif dan Kehilangan Pelanggan

Jika tuslah tidak dikelola dengan baik, terutama dalam hal transparansi, dapat merusak reputasi perusahaan. Konsumen yang merasa tidak jujur dapat beralih ke pesaing atau menyebarkan pengalaman negatif, yang berdampak buruk pada citra merek dan loyalitas pelanggan.

5. Komplikasi Administratif

Menerapkan dan mengelola berbagai jenis tuslah bisa menambah kompleksitas administratif dan akuntansi bagi pelaku usaha. Diperlukan sistem yang canggih untuk melacak, menghitung, dan melaporkan tuslah secara akurat.

Kesimpulannya, tuslah adalah elemen yang kompleks dalam dunia bisnis. Pengelolaannya memerlukan keseimbangan antara kebutuhan untuk menutup biaya dan menjaga profitabilitas, dengan keharusan untuk mempertahankan kepercayaan dan kepuasan konsumen. Transparansi dan komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam menerapkan tuslah.

Ilustrasi Keseimbangan: Timbangan dengan tanda plus dan minus, melambangkan dampak positif dan negatif dari tuslah.

Regulasi dan Etika dalam Penerapan Tuslah

Mengingat potensi dampak negatif pada konsumen, banyak negara memiliki regulasi untuk mengatur praktik tuslah. Transparansi adalah prinsip utama yang menjadi landasan regulasi ini, sejalan dengan etika bisnis yang baik.

1. Pentingnya Transparansi

Transparansi berarti bahwa semua biaya tambahan, termasuk tuslah, harus diungkapkan secara jelas, mudah dipahami, dan di awal proses transaksi. Konsumen harus tahu persis apa yang mereka bayar, untuk apa, dan berapa jumlahnya sebelum mereka berkomitmen untuk membeli. Ini mencegah praktik "harga tersembunyi" (hidden fees) yang seringkali menjadi sumber frustrasi bagi konsumen.

2. Regulasi di Indonesia

Di Indonesia, perlindungan konsumen terhadap praktik tuslah yang tidak transparan diatur dalam beberapa undang-undang dan peraturan:

3. Tantangan dan Area Abu-Abu

Meskipun ada regulasi, praktik tuslah masih menghadapi tantangan:

Penting bagi konsumen untuk aktif mencari informasi dan bagi pelaku usaha untuk proaktif dalam memberikan informasi yang komprehensif. Edukasi konsumen dan penegakan hukum yang kuat adalah kunci untuk memastikan praktik tuslah yang adil dan etis.

Tips untuk Konsumen dalam Menyikapi Tuslah

Sebagai konsumen, menghadapi tuslah adalah bagian tak terhindarkan dari banyak transaksi. Namun, dengan strategi yang tepat, Anda bisa meminimalkan dampaknya dan menghindari kejutan yang tidak menyenangkan.

1. Selalu Baca Detail Harga

Ini adalah langkah paling mendasar. Jangan hanya terpaku pada harga "dasar" atau "iklan." Luangkan waktu untuk memeriksa semua rincian harga, termasuk bagian "total biaya" atau "rincian pembayaran." Cari tahu apakah ada item seperti "biaya layanan," "biaya transaksi," "tuslah musim puncak," atau sebutan lain yang menunjukkan biaya tambahan.

2. Tanyakan Secara Langsung

Jika Anda tidak yakin atau ada yang kurang jelas mengenai biaya yang tercantum, jangan ragu untuk bertanya kepada penyedia layanan. Baik itu melalui customer service, agen penjualan, atau staf di loket. Tanyakan:

3. Bandingkan Harga dari Berbagai Penyedia

Sebelum berkomitmen, luangkan waktu untuk membandingkan harga dari beberapa penyedia layanan yang berbeda. Kadang-kadang, penyedia dengan harga dasar yang sedikit lebih tinggi mungkin tidak mengenakan tuslah sebanyak pesaingnya, sehingga total biaya akhirnya bisa lebih murah. Perhatikan total biaya akhir, bukan hanya harga awal.

4. Pahami Kebijakan Pembatalan dan Perubahan

Terutama untuk tiket transportasi atau reservasi hotel, pahami betul kebijakan terkait pembatalan atau perubahan. Seringkali, tuslah yang dikenakan untuk pembatalan mendadak atau perubahan jadwal bisa sangat besar. Jika ada kemungkinan rencana Anda berubah, pertimbangkan untuk memilih opsi yang lebih fleksibel, meskipun mungkin harga awalnya sedikit lebih mahal.

5. Manfaatkan Promosi dan Diskon

Beberapa penyedia layanan menawarkan promosi yang dapat mengurangi atau menghilangkan tuslah tertentu. Misalnya, diskon untuk pembayaran menggunakan metode tertentu yang juga mengurangi biaya gateway pembayaran, atau paket liburan yang sudah termasuk semua biaya tanpa tuslah tersembunyi.

6. Gunakan Metode Pembayaran yang Tepat

Beberapa metode pembayaran (misalnya, transfer bank langsung) mungkin tidak dikenakan biaya tambahan, sementara pembayaran dengan kartu kredit atau dompet digital tertentu mungkin dikenakan tuslah. Periksa opsi pembayaran Anda dan pilih yang paling hemat biaya.

7. Dokumentasikan Transaksi Anda

Simpan semua bukti transaksi, termasuk email konfirmasi, struk, dan rincian pembayaran. Ini akan sangat berguna jika Anda perlu mengajukan keluhan atau sengketa di kemudian hari.

8. Jangan Takut Mengajukan Keluhan

Jika Anda merasa tuslah dikenakan secara tidak adil, tidak transparan, atau bertentangan dengan janji awal, jangan ragu untuk mengajukan keluhan kepada penyedia layanan. Jika tidak ada respons memuaskan, Anda dapat menghubungi lembaga perlindungan konsumen yang relevan.

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda akan menjadi konsumen yang lebih berdaya dalam menghadapi tuslah, mampu membuat keputusan yang lebih informasi, dan mengelola keuangan Anda dengan lebih efektif.

Masa Depan Tuslah: Tren dan Inovasi

Praktik tuslah, seperti banyak aspek ekonomi lainnya, terus berkembang seiring dengan perubahan teknologi, perilaku konsumen, dan lingkungan regulasi. Beberapa tren dan inovasi mungkin akan memengaruhi bagaimana tuslah diterapkan di masa depan.

1. Personalisasi dan Dinamika Harga

Dengan semakin canggihnya data analytics dan kecerdasan buatan, pelaku usaha dapat menawarkan harga yang lebih personal dan dinamis. Ini berarti tuslah bisa menjadi lebih spesifik untuk setiap individu berdasarkan riwayat pembelian, preferensi, atau bahkan lokasi mereka. Meskipun ini bisa menawarkan nilai lebih bagi sebagian konsumen, ada juga risiko terkait privasi dan potensi diskriminasi harga.

2. Integrasi Biaya dalam Harga Dasar

Meningkatnya tekanan dari konsumen dan regulator untuk transparansi dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk mengintegrasikan sebagian besar tuslah ke dalam harga dasar yang diiklankan. Ini akan membuat harga yang ditampilkan lebih mencerminkan biaya sebenarnya, meskipun pada pandangan pertama mungkin terlihat lebih mahal. Contohnya adalah maskapai yang kini seringkali sudah menyertakan biaya bagasi standar atau pemilihan kursi dalam harga tiket "bundling".

3. Teknologi Blockchain dan Smart Contracts

Teknologi blockchain berpotensi membawa tingkat transparansi dan akuntabilitas yang belum pernah ada sebelumnya dalam transaksi. Smart contracts dapat secara otomatis mengimplementasikan tuslah berdasarkan kondisi yang telah disepakati sebelumnya, tanpa intervensi manual, sehingga mengurangi potensi kesalahan atau manipulasi. Meskipun ini masih jauh dari penerapan massal, potensi untuk kontrak yang sangat transparan dan otomatis sangat menarik.

4. Model Bisnis Berbasis Langganan (Subscription Models)

Dalam upaya untuk menghindari "tuslah" atau biaya tersembunyi, banyak konsumen beralih ke model langganan di mana semua layanan atau keuntungan sudah termasuk dalam biaya bulanan atau tahunan. Ini menyederhanakan struktur biaya dan memberikan kejelasan finansial yang lebih baik bagi pelanggan.

5. Regulasi yang Lebih Ketat

Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen dan kompleksitas praktik tuslah, regulator di seluruh dunia kemungkinan akan mengeluarkan peraturan yang lebih ketat mengenai pengungkapan biaya. Fokusnya akan tetap pada transparansi penuh dan perlindungan terhadap praktik harga yang tidak adil atau menyesatkan.

6. Pengaruh ESG (Environmental, Social, and Governance)

Faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) juga dapat memengaruhi tuslah. Misalnya, beberapa perusahaan mungkin mengenakan "carbon footprint surcharge" untuk mengkompensasi dampak lingkungan dari produk atau layanan mereka, atau tuslah yang dialokasikan untuk mendukung inisiatif sosial. Meskipun masih jarang, ini menunjukkan potensi tuslah untuk tujuan yang lebih luas dari sekadar kompensasi biaya.

Secara keseluruhan, masa depan tuslah akan didorong oleh persilangan antara inovasi teknologi, ekspektasi konsumen yang berubah, dan kerangka regulasi yang berkembang. Penting bagi semua pihak—konsumen, pelaku usaha, dan regulator—untuk tetap beradaptasi dan berkolaborasi demi menciptakan ekosistem transaksi yang lebih adil dan transparan.

Kesimpulan

Tuslah adalah fenomena yang tidak terpisahkan dari lanskap ekonomi modern, hadir dalam berbagai bentuk dan alasan di hampir setiap sektor kehidupan kita. Dari biaya tambahan untuk perjalanan kereta api di musim puncak, denda keterlambatan pembayaran tagihan utilitas, hingga biaya layanan premium di hotel, tuslah merefleksikan dinamika biaya operasional, permintaan pasar, dan strategi bisnis yang kompleks.

Bagi konsumen, pemahaman mendalam tentang tuslah bukan hanya sekadar pengetahuan tambahan, melainkan sebuah kebutuhan vital untuk mengelola keuangan dengan cerdas. Transparansi, yang didukung oleh regulasi dan etika bisnis yang kuat, adalah kunci agar konsumen tidak merasa dirugikan dan dapat membuat keputusan pembelian yang terinformasi. Dengan bersikap proaktif—membaca detail, bertanya, membandingkan, dan mendokumentasikan—konsumen dapat menavigasi dunia tuslah dengan lebih percaya diri.

Di sisi pelaku usaha, tuslah adalah alat strategis yang menawarkan fleksibilitas dalam penetapan harga dan pengelolaan sumber daya, namun juga membawa risiko reputasi jika tidak diterapkan secara transparan dan adil. Mencari keseimbangan antara profitabilitas dan kepuasan pelanggan adalah tantangan utama.

Masa depan tuslah kemungkinan akan diwarnai oleh inovasi teknologi yang memungkinkan personalisasi dan dinamika harga yang lebih canggih, serta dorongan berkelanjutan untuk integrasi biaya dan regulasi yang lebih ketat. Pada akhirnya, baik konsumen maupun pelaku usaha memiliki peran dalam menciptakan lingkungan transaksi yang lebih jujur, efisien, dan saling menguntungkan. Memahami "tuslah" bukan hanya tentang angka, tetapi tentang memahami nilai di balik setiap biaya yang kita keluarkan.