Dalam memahami struktur kalimat dan kekayaan bahasa, pengenalan berbagai jenis kata kerja atau verba adalah hal fundamental. Di antara berbagai kategori tersebut, verba intransitif memegang peran yang unik dan krusial. Berbeda dengan sepupunya, verba transitif, verba intransitif tidak memerlukan kehadiran objek langsung untuk membentuk kalimat yang lengkap dan bermakna. Artikel ini akan membawa Anda pada penjelajahan mendalam mengenai verba intransitif, mulai dari definisi dasarnya, ciri-ciri khas, berbagai jenis, hingga penggunaannya dalam konteks kalimat Bahasa Indonesia sehari-hari maupun dalam tulisan yang lebih formal.
Memahami verba intransitif bukan hanya sekadar latihan tata bahasa; ini adalah kunci untuk membangun kalimat yang lebih efektif, ringkas, dan jelas. Kemampuan membedakan verba intransitif dari verba transitif akan sangat membantu dalam menghindari kesalahan umum, meningkatkan keakuratan ekspresi, dan bahkan memperkaya gaya penulisan Anda. Mari kita selami lebih dalam dunia verba intransitif ini.
Secara etimologi, kata "intransitif" berasal dari prefiks "in-" yang berarti "tidak" atau "bukan," dan "transitif" yang berarti "berpindah" atau "melewati." Jadi, verba intransitif secara harfiah berarti "kata kerja yang tidak berpindah" atau "tidak melewati." Dalam konteks tata bahasa, ini mengacu pada kata kerja yang tidak memindahkan atau menyalurkan aksi yang dilakukannya kepada objek langsung.
Definisi formalnya, verba intransitif adalah kata kerja yang mengungkapkan suatu tindakan, keadaan, atau peristiwa yang dilakukan oleh subjek dan aksi tersebut tidak memerlukan atau tidak dapat diikuti oleh objek langsung. Aksi yang ditunjukkan oleh verba intransitif bersifat mandiri, tuntas pada dirinya sendiri, atau terbatas pada subjek pelaku aksi tersebut.
Sebagai contoh, ketika kita mengatakan "Anak itu tidur," kata kerja tidur adalah intransitif. Tindakan tidur dilakukan oleh anak itu, dan tindakan tersebut tidak memerlukan objek. Kita tidak bisa mengatakan "Anak itu tidur bantal" atau "Anak itu tidur adik." Aksi tidur selesai pada subjeknya sendiri. Demikian pula dengan "Bunga-bunga mekar," aksi mekar dilakukan oleh bunga dan tidak memerlukan objek. Intinya, jika suatu kata kerja tidak bisa menjawab pertanyaan "apa?" atau "siapa?" setelahnya (dalam konteks objek langsung), kemungkinan besar itu adalah verba intransitif.
Perlu ditekankan bahwa ketiadaan objek langsung adalah penanda utama verba intransitif. Ini membedakannya secara fundamental dari verba transitif yang mutlak memerlukan objek langsung agar maknanya menjadi sempurna. Pemahaman dasar ini akan menjadi pondasi bagi eksplorasi kita selanjutnya.
Untuk dapat mengidentifikasi verba intransitif dengan tepat, ada beberapa ciri khas yang bisa kita amati. Ciri-ciri ini akan membantu kita membedakannya dari jenis verba lain, terutama verba transitif.
membaca buku" (transitif), bisa menjadi "Buku dibaca oleh dia." Namun, dari "Dia tertawa" (intransitif), kita tidak bisa membuat "Tertawa dia oleh..." atau sejenisnya.Contoh:
berjalan pelan-pelan (keterangan cara).bermain di taman (keterangan tempat).tinggal di Jakarta (pelengkap/keterangan tempat).memburuk secara drastis (keterangan cara).ber-: berlari, berenang, berbicara, berjalan.ter- (menunjukkan keadaan tak disengaja/sudah terjadi): terjatuh, terbangun, tertawa.meN- (terkadang): mengalir, menangis, meledak. Penting untuk dicatat bahwa banyak verba dengan meN- adalah transitif, jadi harus diperiksa apakah ada objek.pulang, pergi, datang, tidur, mati.Contoh:
menangis.turun.berkobar.Dengan memperhatikan ciri-ciri ini, kita bisa lebih mudah mengidentifikasi verba intransitif dalam berbagai konteks kalimat.
Pembedaan antara verba intransitif dan transitif adalah salah satu konsep tata bahasa yang paling fundamental dan sering menjadi sumber kebingungan. Memahami perbedaan ini dengan jelas akan membuka pintu pemahaman yang lebih baik tentang struktur kalimat. Inti perbedaannya terletak pada kebutuhan akan objek langsung.
Verba transitif adalah kata kerja yang aksinya "melintasi" atau "berpindah" dari subjek ke objek langsung. Objek langsung ini adalah pihak atau hal yang menerima aksi dari verba. Tanpa objek langsung, kalimat yang menggunakan verba transitif akan terasa tidak lengkap atau tidak gramatikal.
Contoh Verba Transitif:
membaca buku. (buku adalah objek langsung)memakan roti. (roti adalah objek langsung)memperbaiki mobil. (mobil adalah objek langsung)Verba transitif juga dapat dipasifkan. Objek langsung dari kalimat aktif akan menjadi subjek pada kalimat pasif.
Contoh Pasifisasi Verba Transitif:
membaca buku.dibaca oleh saya.memakan roti.dimakan oleh adik.Seperti yang telah dijelaskan, verba intransitif adalah kata kerja yang aksinya sudah tuntas pada subjeknya. Aksi tersebut tidak "melintasi" ke objek lain. Kehadiran objek langsung setelah verba intransitif akan membuat kalimat menjadi tidak gramatikal atau mengubah maknanya secara drastis.
Contoh Verba Intransitif:
tersenyum. (Tidak ada objek. Aksi tersenyum selesai pada dia.)terbang. (Tidak ada objek. Aksi terbang selesai pada burung.)mengalir. (Tidak ada objek. Aksi mengalir selesai pada air.)Verba intransitif tidak dapat dipasifkan. Ini adalah uji litmus yang sangat kuat untuk membedakannya.
Contoh Ketidakmampuan Pasifisasi Verba Intransitif:
tersenyum.terbang.Terkadang, suatu kata kerja dapat digunakan secara transitif maupun intransitif tergantung konteksnya. Ini yang disebut verba beralihan, yang akan kita bahas lebih lanjut. Namun, pada dasarnya, perbedaan fundamental ini tetap berlaku: verba transitif membutuhkan objek langsung, verba intransitif tidak.
Meskipun ciri utamanya adalah ketiadaan objek langsung, verba intransitif dapat dibedakan lagi menjadi beberapa kategori berdasarkan nuansa makna atau kemampuan transformasinya.
Ini adalah jenis verba intransitif yang paling jelas dan tidak ambigu. Verba-verba ini secara inheren tidak pernah memerlukan objek langsung dalam penggunaan normalnya. Mereka menggambarkan aksi atau keadaan yang sepenuhnya terbatas pada subjek.
tidur: Bayi itu tidur pulas.meninggal: Kakek saya meninggal tahun lalu.duduk: Mereka duduk di bangku taman.berdiri: Pohon itu berdiri tegak.datang: Tamu-tamu sudah datang.pergi: Dia pergi ke pasar.pulang: Kami akan pulang sore ini.tertawa: Anak-anak tertawa gembira.tersenyum: Gadis itu tersenyum manis.menangis: Dia menangis tersedu-sedu.bersin: Kakakku bersin beberapa kali.batuk: Dia batuk sepanjang malam.mengalir: Sungai itu mengalir deras.mekar: Bunga-bunga mekar di musim semi.berkobar: Api berkobar di hutan.muncul: Pelangi muncul setelah hujan.Dalam semua contoh di atas, verba-verba tersebut tidak bisa diikuti oleh objek langsung. Misalnya, kita tidak bisa mengatakan "*Bayi itu tidur bantal*" atau "*Dia menangis air mata*" (meskipun "air mata" adalah bagian dari aksi, ini bukan objek langsung dari "menangis" dalam arti gramatikal yang ketat; "menangis" tetap intransitif).
Ini adalah kategori yang menarik karena beberapa verba yang umumnya dianggap intransitif dapat muncul dalam konstruksi kalimat yang membuatnya terlihat atau berfungsi secara transitif. Namun, penting untuk dicatat bahwa perubahan ini seringkali melibatkan penambahan afiks tertentu atau perubahan makna yang halus, atau bahkan interpretasi gramatikal yang lebih kompleks.
meN-kan, memper-) atau dengan perubahan makna.masuk:
masuk. (Subjek: Dia, Aksi: masuk, selesai pada dia)meN-kan): Dia memasukkan buku ke tas. (buku menjadi objek langsung)keluar:
keluar dari kamar.meN-kan): Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya.tinggal:
tinggal di desa.meN-kan): Dia meninggalkan pesan untukku.pulang:
pulang cepat.meN-kan): Dia memulangkan anaknya ke rumah.berjalan:
berjalan kaki.menjalankan tugasnya dengan baik. (Di sini menjalankan berarti melaksanakan, bukan secara fisik membuat sesuatu berjalan).makan: Ini adalah contoh klasik verba beralihan yang sangat sering digunakan.
makan. (Sudah lengkap, tidak ada objek langsung)makan nasi. (nasi adalah objek langsung)Ketika makan digunakan tanpa objek, ia berfungsi sebagai verba intransitif. Aksi "makan" itu sendiri sudah cukup untuk menyampaikan makna. Namun, jika ingin spesifik, objek langsung dapat ditambahkan.
minum: Mirip dengan makan.
minum.minum kopi.menulis:
menulis. (Mungkin ia sedang menulis jurnal, tapi tidak ada objek yang disebutkan)menulis surat.membaca:
membaca. (Mungkin membaca buku, tapi tidak disebutkan)membaca komik.Penting untuk diingat bahwa ketika verba-verba ini digunakan tanpa objek langsung, mereka *tetap* dianggap intransitif dalam konteks kalimat tersebut. Kemampuan mereka untuk menjadi transitif hanya muncul ketika struktur kalimat dan/atau afiksnya berubah. Kunci penentu adalah apakah dalam kalimat yang diberikan, ada objek langsung yang menerima aksi tersebut atau tidak.
Beberapa verba intransitif memerlukan "pelengkap" agar makna kalimatnya menjadi lebih utuh, meskipun pelengkap ini bukan objek langsung. Pelengkap ini sering berupa frasa nomina, frasa preposisional, atau kata sifat.
menjadi: Dia menjadi dokter. (dokter adalah pelengkap, bukan objek)berubah: Cuaca berubah mendung. (mendung adalah pelengkap)mirip: Wajahnya mirip ibunya. (ibunya adalah pelengkap)sama dengan: Hasilnya sama dengan yang kemarin.berisi: Kotak itu berisi hadiah.terdiri atas: Kelas itu terdiri atas dua puluh siswa.bertumpu pada: Bangunan itu bertumpu pada tiang-tiang baja.berasal dari: Mereka berasal dari Surabaya.berakhir: Acara itu berakhir pukul sepuluh.Perhatikan bahwa pelengkap berbeda dengan objek langsung. Objek langsung adalah penerima aksi, sementara pelengkap menjelaskan atau melengkapi makna verba atau subjek. Kita tidak bisa mempasifkan "Dokter itu menjadi oleh dia" atau "Mendung berubah oleh cuaca."
Banyak verba intransitif menggambarkan suatu keadaan, proses, atau perubahan keadaan pada subjek, bukan tindakan yang dilakukan subjek terhadap sesuatu.
ter-, ber-, atau tanpa afiks.rusak: Mesin itu rusak.pecah: Gelas itu pecah.jatuh: Buah itu jatuh dari pohon.meleleh: Es krim itu meleleh.berkembang: Ekonomi negara itu berkembang pesat.berkurang: Jumlah peserta berkurang.bertambah: Berat badannya bertambah.berubah: Suasana berubah drastis.menua: Wajahnya mulai menua.muda (jika digunakan sebagai verba): Dia muda. (dalam konteks verba kopulatif atau verba keadaan)terbakar: Hutan itu terbakar.terluka: Dia terluka parah.Verba-verba ini menggambarkan apa yang terjadi pada subjek itu sendiri, bukan apa yang dilakukan subjek kepada sesuatu yang lain. Meskipun kadang ada penyebab eksternal (misalnya seseorang menjatuhkan buah), verba jatuh itu sendiri adalah intransitif.
Verba intransitif dapat membentuk beberapa pola kalimat dasar yang gramatikal dan memiliki makna utuh. Memahami pola-pola ini penting untuk membangun kalimat yang benar.
Ini adalah struktur kalimat paling sederhana di mana predikatnya adalah verba intransitif. Kalimat sudah lengkap dan bermakna.
Hujan turun.Anak itu menangis.Dia tidur.Bunga mekar.Keterangan memberikan informasi tambahan tentang waktu, tempat, cara, atau alat, tetapi tidak menerima aksi dari verba.
Mereka berbicara dengan riang. (Keterangan cara)Dia datang kemarin sore. (Keterangan waktu)Anak-anak bermain di halaman. (Keterangan tempat)Ayah pulang dengan kereta. (Keterangan alat/cara)Beberapa verba intransitif memerlukan pelengkap untuk menyempurnakan maknanya. Pelengkap ini dapat berupa frasa nomina, frasa preposisional, atau kata sifat.
Dia menjadi guru. (Frasa nomina sebagai pelengkap)Kotak itu berisi mainanan. (Frasa nomina sebagai pelengkap)Dia bertahan dari badai. (Frasa preposisional sebagai pelengkap)Wajahnya berubah pucat. (Kata sifat sebagai pelengkap)Penting untuk diingat bahwa baik keterangan maupun pelengkap bukanlah objek langsung. Ini berarti kalimat-kalimat di atas tetap menggunakan verba intransitif dan tidak dapat dipasifkan.
Seringkali, verba intransitif diikuti oleh frasa preposisional (frasa yang diawali dengan kata depan seperti "di," "ke," "dari," "dengan," "untuk," dll.). Meskipun frasa preposisional ini mungkin tampak seperti objek, mereka sebenarnya berfungsi sebagai keterangan atau pelengkap, bukan objek langsung yang menerima aksi dari verba.
Contoh:
berjalan ke sekolah. (ke sekolah adalah keterangan tempat, bukan objek dari berjalan)bermain dengan gembira. (dengan gembira adalah keterangan cara, bukan objek dari bermain)pulang dari kantor. (dari kantor adalah keterangan asal, bukan objek dari pulang)terbang di langit. (di langit adalah keterangan tempat, bukan objek dari terbang)Kebingungan sering muncul karena frasa preposisional ini dapat memberikan informasi yang terasa "melengkapi" verba. Namun, uji pasifisasi selalu dapat membantu. Jika tidak dapat dipasifkan, maka tidak ada objek langsung, dan verba tersebut tetap intransitif.
Dalam beberapa kasus, frasa preposisional bisa berfungsi sebagai pelengkap untuk verba intransitif tertentu, seperti yang kita lihat pada verba seperti terdiri atas, berasal dari, atau bertumpu pada. Namun, esensinya tetap sama: elemen setelah verba tidak menerima aksi secara langsung.
Meskipun konsepnya terlihat sederhana, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat menggunakan atau mengidentifikasi verba intransitif.
Contoh Kesalahan:
menangis.*Dimenangisi oleh dia.* (Bentuk ini mungkin ada dalam makna lain seperti "menangisi [sesuatu]" yang transitif, tapi bukan pasif dari "dia menangis" yang intransitif.)turun.*Diturunkan oleh hujan.* (diturunkan adalah transitif dari menurunkan, bukan pasif dari turun)meN-kan atau memper-). Kesalahan terjadi ketika mencoba menggunakannya secara transitif tanpa afiks yang benar.
Contoh Kesalahan:
masuk buku ke tas.*memasukkan buku ke tas.tidur bayi.*menidurkan bayi. (menidurkan berarti membuat seseorang tidur, menjadikannya transitif)meN-, ada pula verba intransitif yang menggunakan afiks ini (misalnya mengalir, meledak, menangis). Uji objek langsung tetap harus dilakukan.Mencegah kesalahan ini memerlukan latihan dan pemahaman yang kuat tentang bagaimana verba berinteraksi dengan elemen lain dalam kalimat.
Verba intransitif, meskipun tampak lebih "sederhana" karena tidak adanya objek, memainkan peran penting dalam membentuk gaya dan efektivitas komunikasi.
Contoh:
berlari cepat." (Jelas dan ringkas)Contoh:
berkumpul di alun-alun." (Fokus pada tindakan "berkumpul" yang dilakukan oleh demonstran.)runtuh." (Fokus pada apa yang terjadi pada gedung.)Contoh:
berguguran." (Menggambarkan suasana musim gugur)berdesir lembut." (Menciptakan suasana tenang)berkelip di kejauhan." (Memberikan gambaran visual)Contoh:
terbuka." (Tidak perlu menyebutkan siapa yang membuka pintu)terjadi secara tiba-tiba." (Fokus pada kejadian, bukan pelaku)Dengan memahami nuansa ini, penulis dapat secara sadar memilih verba intransitif untuk mencapai efek stilistik tertentu, baik dalam prosa fiksi, laporan berita, atau komunikasi sehari-hari.
Konsep verba intransitif bukanlah penemuan modern, melainkan telah ada sejak lama dalam analisis tata bahasa dari berbagai bahasa di dunia. Dalam tradisi tata bahasa Yunani dan Latin kuno, pembedaan antara verba yang memerlukan objek (transitif) dan yang tidak (intransitif) sudah menjadi bagian integral dari deskripsi linguistik.
Seiring berjalannya waktu, linguistik modern, khususnya linguistik fungsional dan kognitif, telah memperkaya pemahaman kita tentang verba intransitif. Mereka tidak hanya dilihat dari sudut pandang sintaksis (apakah ada objek atau tidak), tetapi juga dari sudut pandang semantik (makna yang dibawa oleh verba) dan pragmatik (bagaimana verba digunakan dalam komunikasi nyata). Misalnya, linguis sering mengkategorikan verba intransitif lebih lanjut berdasarkan "jenis kejadian" yang mereka gambarkan, seperti verba yang menunjukkan keadaan (tidur, duduk), proses (tumbuh, rusak), atau pencapaian (tiba, mati).
Dalam Bahasa Indonesia, deskripsi verba intransitif juga terus disempurnakan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara eksplisit memberikan label (int) untuk kata kerja intransitif, membantu pengguna bahasa dalam mengidentifikasi dan menggunakan kata kerja dengan tepat. Analisis morfosintaksis juga menunjukkan bagaimana afiks seperti ber- dan ter- seringkali cenderung membentuk verba intransitif, sementara meN-, meskipun bisa intransitif, lebih dominan dalam membentuk verba transitif, terutama ketika diikuti oleh -kan atau -i.
Pentingnya verba intransitif juga terlihat dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajar seringkali kesulitan membedakan antara verba yang memerlukan objek dan yang tidak, karena aturan ini bervariasi antar bahasa. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang konsep ini dalam bahasa ibu dapat menjadi jembatan yang kuat untuk memahami tata bahasa bahasa lain.
Untuk membantu Anda lebih mengenali verba intransitif, berikut adalah daftar yang mencakup banyak verba intransitif yang umum digunakan, disertai contoh kalimat singkat. Ingat, beberapa di antaranya bisa beralihan tergantung konteksnya, tetapi dalam contoh ini mereka digunakan secara intransitif.
tidur: Anak itu tidur pulas.bangun: Saya bangun pagi.duduk: Mereka duduk melingkar.berdiri: Pohon itu berdiri kokoh.datang: Tamu-tamu sudah datang.pergi: Dia pergi ke pasar.pulang: Kami akan pulang nanti malam.tertawa: Mereka tertawa lepas.tersenyum: Gadis itu tersenyum ramah.menangis: Bayi itu menangis kencang.bersin: Dia bersin tiga kali.batuk: Kakek batuk-batuk.mengalir: Air sungai mengalir deras.mekar: Bunga anggrek mekar indah.berkobar: Api berkobar tinggi.muncul: Matahari muncul dari timur.tiba: Kereta api sudah tiba.berenang: Adik berenang di kolam.berlari: Atlet itu berlari sangat cepat.berjalan: Kami berjalan kaki ke sana.meninggal: Nenek meninggal dengan tenang.lahir: Bayi itu lahir kemarin.tumbuh: Tanaman itu tumbuh subur.berkembang: Desa itu berkembang pesat.menua: Seiring waktu, semua orang akan menua.terjatuh: Dia terjatuh dari sepeda.terbangun: Saya terbangun karena suara bising.pecah: Gelas itu pecah.rusak: Ponselku rusak.meleleh: Es batu itu meleleh.larut: Gula itu larut dalam air.hilang: Kucingku hilang.datang: Tamu-tamu sudah datang.berangkat: Mereka berangkat pagi-pagi sekali.kembali: Dia kembali ke rumah.mundur: Mobil itu mundur perlahan.maju: Barisan tentara itu maju.memudar: Warna bajunya sudah memudar.bersinar: Matahari bersinar terang.mendung: Langit mendung sore ini.redup: Cahaya lampu itu redup.gelap: Ruangan itu gelap.terbit: Fajar mulai terbit.tenggelam: Matahari tenggelam di ufuk barat.bertani: Petani itu bertani di sawah.berdagang: Dia berdagang di pasar.bekerja: Ayah saya bekerja keras.belajar: Siswa-siswa belajar dengan giat.berpikir: Dia berpikir keras.berencana: Kami berencana liburan.bertanya: Adik bertanya kepadaku.menjawab: Dia menjawab dengan jujur.berbicara: Mereka berbicara serius.bergantung: Hidupnya bergantung pada orang tua.bersandar: Dia bersandar di dinding.berlutut: Pendeta itu berlutut.berjongkok: Anak kecil itu berjongkok.bertahta: Raja itu bertahta.bertunangan: Mereka sudah bertunangan.menikah: Pasangan itu akan menikah bulan depan.bercerai: Mereka akhirnya bercerai.bertengkar: Saudara-saudara itu sering bertengkar.berdebat: Politisi itu berdebat panas.berjanji: Dia berjanji akan datang.berdoa: Kami selalu berdoa.bertafakur: Dia bertafakur di gua.bersemayam: Arwah leluhur bersemayam di tempat ini.bersumpah: Saksi itu bersumpah.bertahan: Dia bertahan dari penyakit.berjuang: Kami harus berjuang.berakhir: Kisah itu berakhir tragis.dimulai: Acara itu dimulai pukul tujuh.usai: Pertandingan itu sudah usai.selesai: Pekerjaan itu belum selesai.menghilang: Kabut itu menghilang.sembuh: Pasien itu sudah sembuh.pulih: Dia pulih dari cedera.membeku: Air itu membeku.mencair: Es krim itu mencair.menyusut: Bajunya menyusut.mengembang: Balon itu mengembang.mengkerut: Kulitnya mengkerut.melengkung: Jembatan itu melengkung.tegak: Tiang itu tegak.lentur: Dahan pohon itu lentur.patah: Ranting pohon itu patah.roboh: Bangunan tua itu roboh.berguling: Bola itu berguling.melompat: Kucing itu melompat.berputar: Roda itu berputar.bergerak: Jarum jam bergerak.bergeser: Kursi itu bergeser.bergetar: Tanah bergetar.berdentum: Meriam itu berdentum.berdering: Telepon itu berdering.berbunyi: Alarm itu berbunyi.bersiul: Angin bersiul.berbisik: Dia berbisik pelan.menjerit: Anak itu menjerit ketakutan.mengeluh: Pasien itu mengeluh sakit.menganga: Mulutnya menganga.melongo: Dia melongo melihat pemandangan itu.terkesima: Kami terkesima dengan pertunjukan itu.terkejut: Dia terkejut mendengar berita itu.terpukau: Penonton terpukau.kagum: Kami kagum padanya.cemas: Dia cemas menunggu hasil ujian.gelisah: Adik gelisah.bahagia: Mereka bahagia bersama.senang: Saya senang bertemu Anda.sedih: Dia sedih.marah: Dia marah besar.takut: Anak itu takut gelap.bosan: Kami bosan menunggu.lelah: Saya lelah sekali.lapar: Dia lapar.haus: Kami haus.sakit: Dia sakit kepala.pusing: Saya pusing.demam: Anak itu demam.sembuh: Dia sudah sembuh.sehat: Kami selalu sehat.bengkak: Kakinya bengkak.meradang: Luka itu meradang.berdarah: Jarinya berdarah.berkeringat: Dia berkeringat banyak.bernapas: Dia bernapas lega.bersin: Dia bersin-bersin.menguap: Saya menguap karena mengantuk.terbatuk: Dia terbatuk.tersedak: Dia tersedak air.tergelincir: Dia tergelincir di lantai.terpeleset: Saya terpeleset.terperosok: Dia terperosok ke lubang.terjebak: Kami terjebak di kemacetan.tersangkut: Benang itu tersangkut.terbakar: Sampah itu terbakar.terendam: Sawah itu terendam banjir.terkunci: Pintu itu terkunci.terbuka: Jendela itu terbuka.tertutup: Toko itu tertutup.terhenti: Mesin itu terhenti.berhenti: Mobil itu berhenti.melaju: Kereta itu melaju kencang.memutar: Penari itu memutar.melaju: Kereta itu melaju kencang.berputar: Bumi berputar.menghadap: Rumahnya menghadap ke barat.berguling: Batu itu berguling ke bawah.melayang: Balon itu melayang di udara.mengapung: Sampah itu mengapung di sungai.tenggelam: Kapal itu tenggelam.mumbul: Bola itu mumbul.memantul: Bola itu memantul dari dinding.menempel: Stiker itu menempel kuat.melekat: Debu melekat di perabot.menjauh: Kapal itu menjauh.mendekat: Mobil itu mendekat.berkumpul: Warga berkumpul di balai desa.berpisah: Mereka berpisah di persimpangan.bercabang: Jalan itu bercabang dua.berakhir: Konflik itu berakhir damai.tersambung: Kabel itu tersambung.terputus: Sambungan telepon itu terputus.berlanjut: Cerita itu berlanjut.berakhir: Pertunjukan itu berakhir.berhenti: Hujan sudah berhenti.beristirahat: Kami beristirahat.bersantai: Dia suka bersantai.melamun: Dia sering melamun.termenung: Dia termenung di tepi jendela.merenung: Saya merenung dalam diam.berpikir: Dia berpikir keras.berusaha: Kami akan terus berusaha.berjuang: Para pahlawan berjuang.menyerah: Dia tidak akan menyerah.menang: Tim kami menang.kalah: Mereka kalah.berhasil: Dia berhasil.gagal: Rencananya gagal.meningkat: Harga bahan pokok meningkat.menurun: Produksi menurun.berkurang: Jumlah siswa berkurang.bertambah: Berat badannya bertambah.bertambah: Pengetahuan saya bertambah.menjadi: Dia menjadi lebih dewasa.berubah: Warna kulitnya berubah.mirip: Wajahnya mirip ibunya.sama: Hasilnya sama.berbeda: Pendapat kami berbeda.bertentangan: Pernyataannya bertentangan.berbanding: Mereka berbanding terbalik.bertolak: Pendapat mereka bertolak belakang.berisi: Kotak itu berisi perhiasan.terdiri: Buku itu terdiri dari banyak bab.berbentuk: Awan itu berbentuk naga.berwarna: Langit berwarna biru.berbau: Bunga itu berbau harum.berasa: Makanan itu berasa manis.bersuara: Suaranya bersuara merdu.bergema: Suara itu bergema di lembah.berbunyi: Lonceng berbunyi.berdesir: Angin berdesir.berembus: Angin berembus kencang.bertiup: Angin bertiup dari barat.bergulir: Air mata bergulir di pipinya.berjejer: Mobil-mobil berjejer rapi.berbaris: Siswa berbaris.berurutan: Angka-angka itu berurutan.berselang: Kejadian itu berselang dua hari.berjauhan: Jaraknya berjauhan.berdekatan: Rumah mereka berdekatan.berdempetan: Kursi-kursi itu berdempetan.bertumpuk: Buku-buku itu bertumpuk.berserakan: Sampah berserakan.berhamburan: Pecahan kaca berhamburan.berserakan: Daun-daun kering berserakan.bergelimpangan: Korban bergelimpangan.berserak: Mainan berserak di lantai.makan: Dia makan dengan lahap.minum: Kami minum setelah berolahraga.menulis: Saya suka menulis.membaca: Adik sedang membaca.menyanyi: Dia pandai menyanyi.menari: Mereka menari bersama.bermain: Anak-anak bermain di taman.mengajar: Guru itu mengajar dengan sabar.membantu: Dia suka membantu.belajar: Siswa-siswa belajar di kelas.bekerja: Ayah bekerja keras.melihat: Dia melihat ke arah jendela.mendengar: Saya mendengar suara aneh.merasa: Saya merasa lelah.mengerti: Apakah kamu mengerti?memahami: Kami memahami situasinya.Daftar ini hanyalah sebagian kecil dari kekayaan verba intransitif dalam Bahasa Indonesia. Latihan dan pengamatan terus-menerus akan membantu Anda menguasai penggunaannya.
Verba intransitif adalah fondasi penting dalam tata bahasa Bahasa Indonesia yang memungkinkan kita untuk menggambarkan aksi, keadaan, atau peristiwa yang tuntas pada subjeknya, tanpa memerlukan objek langsung. Ketiadaan objek langsung, ketidakmampuan untuk dipasifkan, dan seringnya diikuti oleh keterangan atau pelengkap, adalah ciri khas yang membedakannya dari verba transitif.
Memahami verba intransitif tidak hanya meningkatkan akurasi gramatikal, tetapi juga memperkaya kemampuan kita dalam membangun kalimat yang efektif, ringkas, dan fokus. Baik itu verba intransitif murni yang selalu mandiri, maupun verba beralihan yang bisa fleksibel tergantung konteks, setiap jenis memiliki perannya masing-masing dalam kekayaan ekspresi bahasa kita.
Dengan menguasai konsep ini, kita dapat menghindari kesalahan umum, meningkatkan kejelasan komunikasi, dan lebih menghargai nuansa serta keindahan struktur kalimat Bahasa Indonesia. Teruslah berlatih, mengamati, dan bereksplorasi dalam penggunaan verba-verba ini untuk mempertajam kemampuan berbahasa Anda.
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan pemahaman tata bahasa Bahasa Indonesia.