Yehova: Nama Ilahi yang Tak Terbandingkan

Sejak zaman dahulu kala, umat manusia di seluruh penjuru bumi telah berusaha untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Pencipta alam semesta. Dalam pencarian spiritual yang mendalam ini, berbagai peradaban dan budaya telah mengembangkan nama dan gelar yang tak terhitung jumlahnya untuk menggambarkan entitas ilahi yang agung. Namun, di antara semua gelar yang merujuk pada Yang Mahakuasa—seperti Tuhan, Allah, Yang Mahatinggi, atau Yang Mahakuasa—terdapat satu nama yang menonjol dan memiliki keunikan yang tak tertandingi: Yehova. Nama ini bukan sekadar gelar deskriptif; ia adalah nama pribadi dari Allah yang hidup, sebuah identitas yang diungkapkan oleh-Nya sendiri kepada manusia.

Artikel ini akan membawa kita pada sebuah perjalanan komprehensif untuk menjelajahi seluk-beluk nama Yehova. Kita akan menelusuri asal-usulnya yang kuno, makna etimologisnya yang mendalam, dan bagaimana nama ini terukir dalam sejarah bangsa Israel serta Kitab Suci. Kita juga akan membahas mengapa nama ini menjadi subjek kontroversi dan bahkan penghilangan dalam banyak terjemahan, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembalikan nama ini ke tempat yang seharusnya. Lebih jauh lagi, kita akan merenungkan signifikansi teologis dan spiritual yang terkandung dalam nama Yehova, bagaimana nama itu mengungkapkan sifat-sifat Allah, dan mengapa mengenal dan menggunakan nama ini memiliki dampak profound pada hubungan pribadi kita dengan Sang Pencipta. Mari kita selami keagungan nama ilahi ini, sebuah nama yang mewakili kehadiran, kuasa, dan kasih yang abadi.

Simbol keagungan nama ilahi Yehova, memancarkan cahaya dan kejelasan.

I. Asal-Usul Nama Ilahi: Yehova dan Tetragrammaton

Nama Yehova adalah transliterasi yang paling dikenal dan diterima secara luas dari Tetragrammaton, empat huruf Ibrani יהוה (YHWH). Dalam tradisi Yahudi kuno, nama ini dianggap begitu kudus sehingga tidak diucapkan, sebuah praktik yang pada akhirnya menyebabkan ketidakjelasan mengenai pelafalan aslinya. Namun, signifikansi nama ini jauh melampaui masalah pelafalan; ia berakar dalam wahyu ilahi yang diberikan kepada Musa di Gunung Horeb, sebuah momen yang mengubah jalannya sejarah dan mendefinisikan hubungan antara Allah dan umat-Nya.

A. Tetragrammaton (YHWH): Empat Huruf Kudus

Dalam naskah Ibrani asli, nama Allah yang pribadi muncul sebagai empat konsonan: Yud (י), He (ה), Waw (ו), dan He (ה), yang secara kolektif dikenal sebagai Tetragrammaton. Ini adalah nama yang paling sering muncul dalam Kitab Suci Ibrani, atau Perjanjian Lama, muncul ribuan kali—jauh lebih sering daripada gelar lain seperti "Allah" atau "Tuhan." Kehadirannya yang masif menunjukkan bahwa nama ini bukan sekadar tambahan, melainkan inti dari identitas ilahi yang diwahyukan.

Tanpa vokal yang dituliskan dalam naskah Ibrani kuno, pelafalan pasti dari Tetragrammaton telah menjadi subjek debat di kalangan para sarjana selama berabad-abad. Namun, catatan sejarah dan transliterasi ke dalam bahasa Yunani dan Latin menunjukkan berbagai bentuk yang mungkin, termasuk Yahweh dan Yehova. Bentuk "Yehova" sendiri merupakan kombinasi vokal dari kata "Adonai" (Tuhan) atau "Elohim" (Allah) yang disisipkan ke konsonan YHWH oleh para Masoret, penyalin Alkitab Ibrani kuno, untuk mengingatkan pembaca agar tidak melafalkan nama ilahi tersebut melainkan mengucapkan "Adonai."

Penting untuk dicatat bahwa perdebatan tentang pelafalan yang tepat tidak boleh membayangi signifikansi nama itu sendiri. Yang terpenting adalah kenyataan bahwa Allah sendiri memilih untuk mengungkapkan nama pribadi-Nya, bukan hanya sebagai gelar umum. Ini menunjukkan keinginan-Nya untuk dikenal secara intim dan pribadi oleh ciptaan-Nya, sebuah aspek yang sering kali hilang ketika nama ini digantikan dengan gelar umum.

B. Wahyu Nama di Gunung Horeb

Momen paling krusial dalam wahyu nama Yehova terjadi ketika Musa berhadapan dengan semak yang menyala di Gunung Horeb, seperti yang dicatat dalam Keluaran 3. Ketika Musa bertanya kepada Allah, "Jika aku datang kepada orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: Siapakah nama-Nya? —apakah yang harus kukatakan kepada mereka?" (Keluaran 3:13).

Respons ilahi yang diberikan sungguh mendalam: "AKU AKAN MENJADI APA SAJA YANG AKU PILIH UNTUK MENJADI" atau "AKU AKAN MENJADI APA SAJA YANG AKU INGIN MENJADI" (Keluaran 3:14, NW). Ungkapan Ibrani "Ehyeh Asher Ehyeh" sering diterjemahkan sebagai "Aku adalah Aku" atau "Aku Akan Menjadi Aku Ada." Namun, konteks selanjutnya dan bentuk kausatif dari kata kerja yang mendasari Tetragrammaton menunjukkan makna yang lebih aktif dan dinamis: "Dia Menyebabkan Menjadi."

Setelah wahyu ini, Allah melanjutkan dengan menyatakan, "Katakanlah kepada orang Israel demikian: YEHOVA, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun" (Keluaran 3:15, NW). Ayat ini secara tegas mengidentifikasi YHWH sebagai nama pribadi Allah yang harus diingat dan dihormati oleh semua generasi. Ini bukan sekadar nama acak, melainkan sebuah pernyataan tentang sifat dasar dan kemampuan-Nya: Dia adalah Dia yang mampu mewujudkan tujuan-Nya dan menyebabkan segala sesuatu menjadi kenyataan.

Wahyu ini menandai titik balik dalam sejarah hubungan Allah dengan manusia. Dengan mengungkapkan nama-Nya, Allah mengundang umat-Nya ke dalam hubungan yang lebih dekat dan pribadi, bukan hanya sebagai hamba yang tunduk kepada penguasa yang tidak dikenal, melainkan sebagai anak-anak yang mengenal nama Bapa mereka. Nama Yehova menjadi jaminan bahwa Allah akan setia pada janji-janji-Nya dan akan bertindak demi kepentingan umat-Nya.

II. Kehadiran Nama Yehova dalam Kitab Suci

Salah satu bukti paling kuat akan pentingnya nama Yehova adalah kemunculannya yang luar biasa sering dalam teks-teks Alkitab asli. Nama ini bukanlah sesuatu yang langka atau sekadar gelar kehormatan; melainkan, ia adalah benang merah yang mengikat narasi Kitab Suci dari Kejadian hingga Maleakhi. Kehadiran nama ini yang dominan menekankan peran sentral Allah yang bernama Yehova dalam setiap aspek rencana dan interaksi-Nya dengan manusia.

A. Frekuensi dan Dominasi Nama YHWH

Para sarjana Alkitab sepakat bahwa Tetragrammaton muncul hampir 7.000 kali dalam naskah Ibrani asli Perjanjian Lama. Angka ini sungguh mencengangkan jika dibandingkan dengan frekuensi kemunculan nama atau gelar ilahi lainnya. Misalnya, gelar "Elohim" (Allah) muncul sekitar 2.600 kali, sementara "Adonai" (Tuhan) hanya sekitar 400 kali. Perbedaan statistik ini bukan kebetulan; ia dengan jelas menunjukkan bahwa penulis-penulis Alkitab, yang diilhamkan oleh roh kudus, ingin menekankan bahwa Allah yang mereka layani dan sembah memiliki nama pribadi.

Kehadiran yang berulang-ulang ini memastikan bahwa para pembaca asli Kitab Suci tidak akan pernah meragukan identitas unik dari Allah Israel. Nama Yehova mengidentifikasi Dia sebagai Allah yang satu dan benar, berbeda dari dewa-dewi bangsa lain. Nama ini melekat pada setiap janji, setiap mukjizat, setiap perintah, dan setiap nubuat yang disampaikan dalam Kitab Suci Ibrani. Oleh karena itu, menghilangkan atau mengganti nama ini dengan gelar umum berarti secara fundamental mengubah makna dan nuansa teks asli.

B. Ayat-Ayat Kunci yang Menekankan Nama Yehova

Selain Keluaran 3:15, ada banyak ayat lain yang secara eksplisit menyoroti pentingnya nama Yehova:

Ayat-ayat ini, dan masih banyak lagi, berfungsi sebagai pilar-pilar yang menegaskan bahwa nama Yehova adalah inti dari ajaran dan wahyu ilahi. Mereka menunjukkan bahwa mengenal, menyebut, dan mengagungkan nama ini adalah bagian integral dari iman yang sejati.

C. Peran Nama dalam Sejarah Israel

Nama Yehova tidak hanya hadir dalam teks, tetapi juga aktif membentuk sejarah bangsa Israel. Setiap kali Allah campur tangan untuk menyelamatkan, menghukum, atau membimbing umat-Nya, Dia melakukannya atas nama-Nya sendiri. Pembebasan dari Mesir, penyeberangan Laut Merah, pemberian Hukum di Sinai, penaklukan Kanaan, dan bahkan hukuman serta pemulihan bangsa Israel, semuanya dikaitkan dengan tindakan Yehova.

Para nabi sering memulai pesan mereka dengan frasa "Demikianlah firman Yehova" untuk menekankan otoritas ilahi dari perkataan mereka. Para raja dan pemimpin, seperti Daud, Salomo, dan Hizkia, membangun bait dan mempersembahkan doa atas nama Yehova. Bahkan peperangan Israel sering kali dianggap sebagai "peperangan Yehova," menegaskan bahwa Dia adalah pemimpin dan pelindung mereka.

Nama Yehova menjadi simbol perjanjian Allah dengan Israel. Itu adalah jaminan kehadiran-Nya yang terus-menerus, kesetiaan-Nya pada janji-janji-Nya, dan kuasa-Nya untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya. Oleh karena itu, sejarah Israel adalah sejarah nama Yehova yang sedang bertindak di antara umat manusia.

III. Kontroversi dan Penghilangan Nama

Meskipun nama Yehova sangat dominan dalam naskah asli Alkitab, ironisnya, nama ini hampir menghilang dari banyak terjemahan Alkitab modern. Fenomena ini bukanlah kebetulan atau hasil dari kebetulan, melainkan hasil dari serangkaian perkembangan historis dan teologis yang kompleks yang dimulai ribuan tahun yang lalu. Memahami mengapa nama ini diganti adalah kunci untuk menghargai pentingnya upaya untuk mengembalikannya.

A. Tradisi Yahudi: Ketakutan Mengucapkan Nama Kudus

Sejak abad ketiga SM, atau mungkin lebih awal, sebuah tradisi mulai berkembang di antara orang Yahudi untuk menghindari mengucapkan nama ilahi yang kudus (Tetragrammaton) dengan keras. Alasan utama di balik praktik ini adalah ketakutan yang salah diartikan terhadap pelanggaran perintah yang berbunyi: "Janganlah engkau menyebut nama Yehova, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Yehova tidak akan membiarkan orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan bebas dari hukuman" (Keluaran 20:7). Seiring waktu, ketakutan ini berkembang menjadi takhayul bahwa nama itu sama sekali tidak boleh diucapkan, bahkan dalam ibadah.

Sebagai gantinya, ketika seorang pembaca menemukan Tetragrammaton dalam gulungan suci, ia akan mengucapkan "Adonai" (Tuhan) atau "Elohim" (Allah). Praktik ini, meskipun bermaksud menghormati, secara tidak sengaja menabur benih untuk penghilangan nama ilahi dari kesadaran umum. Seiring berjalannya waktu, pelafalan asli Tetragrammaton pun menjadi samar-samar dan akhirnya hilang dari ingatan, karena hanya konsonan yang dituliskan dalam bahasa Ibrani.

B. Septuaginta dan Vulgata: Pilar Penghilangan Nama

Dua terjemahan Alkitab awal memainkan peran yang sangat signifikan dalam menyebarkan praktik penggantian nama ilahi:

Ketika terjemahan-terjemahan ini menjadi dasar bagi terjemahan-terjemahan ke bahasa Eropa lainnya, praktik mengganti nama pribadi Allah dengan gelar umum menjadi norma. Oleh karena itu, jutaan orang yang membaca Alkitab tidak pernah mengenal Allah dengan nama-Nya sendiri, melainkan hanya dengan gelar.

C. Dampak Penghilangan pada Pemahaman Teologi

Penghilangan nama Yehova dari Kitab Suci memiliki dampak yang mendalam pada pemahaman teologis dan spiritual umat manusia. Ketika Allah hanya dikenal sebagai "Tuhan" atau "Allah," Dia cenderung dipandang sebagai entitas yang jauh, tak bernama, atau sekadar gelar umum untuk kekuatan superior. Ini mengaburkan aspek-aspek penting dari sifat dan karakter-Nya:

Singkatnya, penghilangan nama Yehova adalah kerugian besar bagi pemahaman teologis dan hubungan spiritual umat manusia dengan Pencipta mereka.

D. Upaya Restorasi Nama dalam Terjemahan Modern

Meskipun terjadi penghilangan yang meluas, beberapa penerjemah Alkitab modern yang teliti telah menyadari pentingnya mengembalikan nama Yehova ke tempatnya yang sah. Mereka berpendapat bahwa konsistensi dengan teks asli dan akurasi teologis menuntut restorasi nama ilahi.

Upaya restorasi ini tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga memiliki implikasi spiritual yang besar, memungkinkan pembaca untuk kembali mengenal Allah dengan nama pribadi-Nya dan untuk menghargai semua kekayaan makna yang terkandung di dalamnya.

IV. Makna Teologis Mendalam dari Nama Yehova

Nama Yehova bukan sekadar label; ia adalah sebuah wahyu mendalam tentang siapa Allah itu dan apa yang Dia mampu lakukan. Makna etimologisnya, "Dia Menyebabkan Menjadi," adalah kunci untuk memahami sifat-sifat-Nya yang tak terbatas dan rencana-Nya yang kekal. Setiap aspek dari karakter Allah, dari kedaulatan-Nya hingga kasih-Nya, tercermin dan diperkuat melalui nama unik ini.

A. Kedaulatan dan Kemahakuasaan

Makna "Dia Menyebabkan Menjadi" menyoroti kedaulatan mutlak Yehova. Dia adalah Pencipta alam semesta, yang mampu menyebabkan apa pun yang Dia inginkan menjadi kenyataan. Ini berarti:

Oleh karena itu, ketika kita memanggil nama Yehova, kita sedang memanggil Yang Mahakuasa, Yang Berdaulat Penuh, yang tidak hanya ada tetapi juga secara aktif menyebabkan segala sesuatu menjadi sesuai dengan tujuan-Nya.

B. Janji dan Kesetiaan Abadi

Nama Yehova juga sangat terkait dengan sifat Allah sebagai Pembuat Janji dan Penggenap Janji. Karena Dia "Menyebabkan Menjadi," itu berarti setiap janji yang keluar dari mulut-Nya pasti akan terwujud. Nama ini adalah jaminan kesetiaan-Nya yang tidak pernah gagal.

Mempercayai Yehova berarti mempercayai bahwa Dia akan selalu setia pada firman-Nya, dan nama-Nya adalah jaminan terbaik akan hal itu.

C. Kehadiran dan Tindakan Aktif

Nama Yehova juga mengungkapkan bahwa Allah bukanlah entitas yang jauh dan tidak peduli, melainkan pribadi yang aktif dan terlibat dalam kehidupan ciptaan-Nya. Dia adalah "Aku ada" yang selalu hadir dan bertindak.

Oleh karena itu, ketika kita memanggil nama Yehova, kita memanggil Allah yang bukan hanya ada, tetapi yang secara aktif hadir, bertindak, dan memelihara umat-Nya dengan kasih dan kuasa-Nya.

D. Cinta, Keadilan, dan Kemurahan Hati

Sifat-sifat kasih, keadilan, dan kemurahan hati Allah juga terpancar melalui nama Yehova. Dia bukan hanya Allah yang berkuasa, tetapi juga Allah yang bermoral dan penyayang.

Dengan demikian, nama Yehova mengungkapkan Allah yang seimbang—kuat sekaligus penyayang, adil sekaligus pengampun—semua sifat ini bekerja selaras untuk memenuhi tujuan-Nya yang mulia.

E. Hubungan Pribadi dan Keintiman

Di atas segalanya, nama Yehova mengundang kita ke dalam hubungan pribadi yang mendalam dengan Pencipta. Berbeda dengan gelar yang membuat jarak, nama menciptakan keintiman.

Singkatnya, nama Yehova adalah undangan untuk keintiman, untuk menjalin hubungan pribadi yang paling mendalam dengan sumber kehidupan dan keberadaan itu sendiri. Ini adalah fondasi bagi iman yang hidup dan dinamis.

V. Nama Yehova dalam Kehidupan Umat-Nya

Bagi umat Allah sepanjang sejarah, nama Yehova bukan hanya sebuah doktrin teologis, melainkan sebuah realitas yang hidup dan membentuk cara mereka berinteraksi dengan Pencipta mereka. Nama ini telah menjadi pilar dalam doa, penyembahan, dan cara mereka melihat identitas spiritual mereka.

A. Doa dan Penyembahan yang Bermakna

Dalam Kitab Suci, memanggil nama Yehova adalah aspek fundamental dari ibadah yang sejati. Ini adalah tindakan yang melampaui sekadar ritual; ia adalah ekspresi hati yang sepenuhnya bergantung pada Allah yang bernama itu.

Maka, nama Yehova menjadikan doa dan penyembahan jauh lebih bermakna, mengubahnya dari tindakan generik menjadi komunikasi pribadi dengan Pribadi yang spesifik dan berkuasa.

B. Kepercayaan dan Pengharapant yang Teguh

Mengenal dan mempercayai nama Yehova telah menjadi sumber kekuatan dan pengharapan bagi umat-Nya di tengah kesulitan.

Oleh karena itu, nama Yehova adalah lebih dari sekadar kata; itu adalah jangkar bagi jiwa, sumber keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa Allah akan bertindak dan menepati firman-Nya.

C. Identitas Spiritual dan Tanggung Jawab

Bagi umat Allah, nama Yehova juga membentuk identitas spiritual mereka dan menuntut tanggung jawab yang serius.

Dengan demikian, nama Yehova bukan hanya untuk diucapkan, tetapi untuk dihidupi dan diwartakan, membentuk inti dari keberadaan spiritual umat-Nya dan panggilan mereka di dunia.

VI. Perspektif Modern dan Relevansinya

Dalam dunia modern yang semakin sekuler dan pluralistik, pertanyaan tentang nama Allah mungkin tampak tidak relevan bagi sebagian orang. Namun, bagi mereka yang mencari kebenaran dan hubungan yang autentik dengan Pencipta, relevansi nama Yehova tetap tak tergantikan. Bahkan di tengah keraguan dan ketidakpahaman, nama ini menawarkan fondasi yang kokoh untuk iman dan identitas.

A. Pentingnya Nama dalam Budaya Modern

Meskipun kita mungkin sering menggunakan gelar untuk merujuk kepada orang-orang (misalnya, Bapak, Ibu, Dokter), nama pribadi tetap menjadi aspek krusial dari identitas seseorang. Nama membedakan individu, membangun hubungan, dan sering kali membawa konotasi budaya atau sejarah.

Oleh karena itu, di tengah modernitas, nama Yehova menawarkan titik jangkar yang kuat dan relevan untuk pemahaman dan pengalaman spiritual.

B. Menanggapi Keraguan dan Ketidakpahaman

Tentu saja, penggunaan nama Yehova sering kali memunculkan pertanyaan atau bahkan keraguan dari mereka yang tidak terbiasa. Penting untuk dapat menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini dengan bijaksana dan informatif.

Pendidikan dan penjelasan yang sabar adalah kunci untuk membantu orang lain memahami pentingnya nama Yehova.

C. Mengapa Penting Memulihkan dan Menggunakan Nama-Nya

Memulihkan dan menggunakan nama Yehova dalam ibadah dan percakapan bukan hanya masalah akademis atau tradisi, tetapi memiliki implikasi spiritual yang besar.

Oleh karena itu, tindakan memulihkan dan menggunakan nama Yehova adalah langkah penting menuju hubungan yang lebih otentik, hormat, dan mendalam dengan Pencipta alam semesta.

VII. Nama Ilahi dalam Konteks Global

Meskipun fokus utama kita adalah nama Yehova dalam konteks Yudaisme dan Kekristenan, penting untuk secara singkat mempertimbangkan bagaimana budaya dan agama lain mendekati konsep nama ilahi. Perbandingan ini dapat menyoroti keunikan dan signifikansi nama Yehova dengan lebih jelas.

A. Berbagai Pendekatan terhadap Nama Ilahi

Dalam banyak agama dan budaya, konsep nama untuk Tuhan atau dewa-dewi sangat bervariasi:

Perbedaan ini menunjukkan keragaman cara manusia mencoba memahami dan menyebutkan yang ilahi. Beberapa tradisi menekankan nama tunggal, sementara yang lain menggunakan banyak nama deskriptif.

B. Keunikan Yehova

Di antara semua pendekatan ini, nama Yehova menonjol karena beberapa alasan:

Keunikan ini menegaskan kembali mengapa nama Yehova sangat penting untuk memahami identitas dan sifat Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci Ibrani.

VIII. Kesimpulan: Keagungan Nama Yehova yang Abadi

Dalam perjalanan kita menelusuri seluk-beluk nama Yehova, kita telah menemukan bahwa nama ini jauh lebih dari sekadar kumpulan huruf atau bunyi. Ia adalah inti dari wahyu ilahi, sebuah jendela ke dalam hati dan pikiran Pencipta alam semesta. Dari asal-usulnya sebagai Tetragrammaton yang kudus, wahyu-Nya kepada Musa di semak yang menyala, hingga kemunculannya yang dominan dalam Kitab Suci, nama Yehova terus bersinar sebagai identitas unik Allah yang hidup.

Kita telah melihat bagaimana makna kausatifnya—"Dia Menyebabkan Menjadi"—menyoroti kedaulatan, kesetiaan, kehadiran aktif, kasih, keadilan, dan kemurahan hati Allah. Nama ini bukanlah sekadar deskripsi, melainkan jaminan akan kemampuan Allah untuk memenuhi setiap janji-Nya dan mewujudkan setiap tujuan-Nya. Ia mengundang kita ke dalam hubungan pribadi yang intim, memanggil kita untuk berseru kepada-Nya dalam doa, menaruh kepercayaan dan pengharapan yang teguh kepada-Nya, serta hidup dengan cara yang menguduskan nama-Nya di mata dunia.

Meski sejarah mencatat upaya penghilangan dan penggantian nama Yehova dengan gelar-gelar umum, kerugian teologis dan spiritual yang diakibatkannya sangat besar. Namun, upaya-upaya restorasi di era modern memungkinkan kita untuk kembali mengenal Allah dengan nama yang Dia pilih sendiri. Ini adalah sebuah anugerah, sebuah kesempatan untuk memperdalam pemahaman kita tentang Sang Pencipta dan memperkuat ikatan iman kita dengan Dia.

Nama Yehova adalah nama yang abadi, melampaui zaman dan budaya. Ia adalah pengingat konstan bahwa Allah kita bukanlah kekuatan yang tidak berwajah atau konsep yang abstrak, melainkan Pribadi yang hidup, yang memiliki nama, yang peduli, yang bertindak, dan yang ingin dikenal secara pribadi oleh setiap hati yang mencari-Nya. Semoga perenungan ini memperdalam penghargaan kita akan keagungan nama Yehova, sebuah nama yang layak untuk dihormati, disanjung, dan diserukan oleh semua ciptaan. Dengan setiap seruan, kita tidak hanya mengucapkan sebuah kata, tetapi meneguhkan hubungan dengan Pribadi yang adalah sumber dari segala sesuatu yang ada dan yang akan menjadi.